Namunbuat bunda yang terlanjur tidak mendapatkan pengalaman IMD bersama si baby, maka beberapa tips berikut ini bisa dilakukan supaya asi lancar. Tips-tips ini saya buat berdasarkan pengalaman pribadi. Kunci utama pertama adalah MENYUSUI tanpa menyerah! Ya, semakin sering diminum oleh si baby, maka produksi ASI akan terus meningkat.

Ibu adalah seorang wanita yang begitu perkasa, tegar, sekaligus mencintai kamu semua. Karena ibulah kamu hadir didunia ini. Tentu saja, hal ini membuat Ibu menjadi pahlawan sejati dalam hidupmu. Tidak cukup sampai disitu saja, Ibu juga bersedia mengorbankan segala sesuatunya hanya untukmu. Tidak percayalah? Simaklah lima kisah nyata dibawah ini!1. Kisah heroik Ibu di Gambar kamu ingat pada tahun 2011, tepatnya di bulan Oktober, terjadi sebuah gempa bumi yang cukup dashyat di Jepang? Gempa bumi itu tentu saja membuat kerugian yang sangat besar untuk semua pihak. Banyak sekali korban berjatuhan didalam gempa bumi gempa bumi telah reda, regu penyelamat pun tiba untuk mencari para korban yang selamat, serta memeriksa keseluruhan wilayah yang terkena gempa. Regu penyelamat akhirnya sampai di depan reruntuhan sebuah rumah milik seorang wanita muda. Setelah ditelusuri sampai ke dalam, regu penyelamat menemukan sang pemilik rumah telah menunduk ke arah depan, dengan tangan seperti memeluk sekaligus melindungi suatu perempuan tersebut masih hidup, regu penyelamat lantas mencoba mengangkatnya dari celah-celah, ternyata wanita itu telah tiada. Ketika para regu penyelamat hendak meninggalkan lokasi, tiba-tiba ketua regu penyelamat melihat seorang bayi!! Ya, bayi tersebut terbaring tepat di ruang kosong yang dijaga erat oleh perempuan yang merupakan Ibu dari bayi lelaki berusia 3 bulan tersebut. Bayi tersebut sedang tertidur nyenyak, tentu saja regu penyelamat segera hal yang paling mengejutkan, didalam balutan selimut bayi, terdapat sebuah telepon dengan layar tertuliskan, "Jika kamu hidup, kamu harus ingat bahwa ibu sayang kamu."2. Ibu menyelamatkan anak dan mengorbankan dirinya Gambar Ibu di Amerika Serikat benar-benar merupakan seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Beliau rela mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan anak semata wayangnya yang berusia dua tahun. Kereta dorong anaknya kebetulan tersangkut di rel kereta api, dan saat itu terdapat sebuah komuter Metrolink yang melintas dengan kecepatan Dibene, Ibu berusia 33 tahun tersebut tak sempat meloloskan diri dan tertabrak kereta sesaat setelah beliau berhasil menyelamatkan anaknya. Padahal, saat itu palang sudah ditutup dan lampu tanda dilarang memasuki wilayah rel telah diturunkan. Tentu saja, sebagai seorang Ibu, insting Dibene sangat kuat dan dia tidak memperdulikan apapun kecuali keselamatan bayi mungilnya Demi menyelamatkan anaknya, Ibu tertabrak truk dan Gambar lagi seorang Ibu yang sama sekali tak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri saat melihat anak semata wayangnya berada dalam bahaya. Dawn Graves, nama Ibu pahlawan pemberani tersebut, segera berlari dan mendorong troli kereta bayi anaknya sebelum terlindas truk yang sedang beliau tak sempat menyelamatkan dirinya sendiri setelah menyelamatkan buah hatinya, dan kemudian meninggal karena terlindas bagian belakang truk. Pengemudi truk tersebut, merasa begitu menyesal karena tak melihat bahwa ada orang lain di sekitarnya, karena tidak kelihatan dan posisi truk yang lumayan tinggi. Setiap saksi mata yang menyaksikan kecelakaan tersebut merasa shock, kaget, dan masih tidak menyangka kejadian tersebut bisa terjadi. 4. Pengorbanan mata seorang Gambar tidak diketahui sumber serta nama asli dari pemilik cerita ini, namun kisah ini adalah sebuah kisah penyesalan seorang anak terhadap perlakuannya selama ini terhadap Ibu-nya yang benar-benar seorang pahlawan didalam hidupnya. Bukan sekedar pahlawan, mungkin, namun sudah seperti malaikat dan Ibu gadis ini selalu membenci Ibunya semenjak ia kecil, karena Ibunya hanya memiliki satu mata saja, sehingga kurang enak untuk dipandang. Gadis tersebut merasa Ibunya memalukan dan menurunkan repuasi dirinya. Bahkan, teman-temannya pun ikut mengolok-olok dirinya serta Ibunya, yang membuat dia semakin benci memiliki Ibu dengan kondisi fisik tak sempurna tersebut. Bahkan, gadis itu sempat melontarkan kata-kata tidak pantas, yaitu “Kalau Ibu ingin membuatku jadi bahan tertawaan dan ejekan, kenapa tidak mati saja?!!”Tak pernah mencintai Ibunya, akhirnya anak gadis ini memutuskan untuk pergi dari rumah, dan tak berhubungan lagi dengan Ibunya, kalau bisa untuk selamanya. Gadis ini membangun sebuah kehidupan yang sempurna untuk dirinya sendiri. Suatu ketika, Ibunya yang begitu merindukannya datang menjenguk, namun gadis ini langsung tidak suka dan berteriak kembali “Beraninya kamu datang kerumahku, pergi saja jika kamu hanya menakuti anak-anakku!!”Tentu saja, sebagai seorang Ibu, hati pasti tersayat habis ...Hingga suatu ketika, gadis ini menghadiri sebuah reuni SMP, dan iseng mengunjungi area tempat tinggalnya dulu. Ternyata, Ibunya sudah meninggal dunia, dan dia membuat sebuah surat terakhir untuknya."Anakku tercinta aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan ibu waktu ibu ke Singapura dan menakut-nakuti anak-anakmu. Maafkan ibu jika membuat kamu malu di hadapan teman-temanmu dulu. Semoga kamu mengerti bahwa pada waktu kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan satu mata, tapi ibu tak sanggup melihat anak ibu tumbuh dengan satu mata saja, jadi ibu berikan satu mata untukmu. Aku bahagia karena anakku kamu akan memperlihatkan seluruh dunia untukku, dengan mata itu."With love, IBU5. Ibumu, yang mempertaruhkan nyawanya untuk membawamu ke Gambar membaca keempat cerita diatas, mungkin kamu sama sekali tidak memikirkan Ibumu sendiri. Betapa besar pengorbanan yang telah Ibu lakukan untukmu. Kamu seringkali mengacuhkan beliau, tidak mendengarkan nasihatnya, bahkan terkadang membentak-bentak Ibu. Apakah kamu benar-benar sadar, apa saja yang telah beliau korbankan untukmu?Sembilan bulan lamanya, Ibu mengandungmu di janin kecilnya, membawamu kemana-mana dengan tubuh kecilnya tersebut. Terkadang, tanpa disadari kamu bergerak dan menendang-nendang didalam, yang membuat Ibu terkadang merasa kesakitan, namun beliau tahan dan tetap menyayangimu, bahkan dengan rutin mengelus perutnya sendiri dan mengajakmu betapa sakitnya saat Ibu sedang berada dalam proses melahirkan? Sakitnya tak terkira! Bahkan, Ibu tahu bahwa dirinya bisa mati hanya karena melahirkanmu ke dunia, namun beliau sama sekali tidak peduli. Semua pengorbanan tersebut hanya Ibu lakukan hanya untukmu seorang, anak kesayangannya, meski terkadang tak ia ucapkan dengan sekarang, sudahkah kamu menyayangi Ibu hari ini? Jika belum, tunjukkanlah rasa cintamu pada Ibu, pahlawan tanpa tanda jasa milikmu satu-satunya dan yang sebenarnya, yang selalu kamu acuhkan selama ini. Sebelum semuanya terlambat dan kamu menyesal, katakanlah Ibu, terima kasih, dan maaf, kemudian peluklah dia sejenak.

EskaDeanira berbagi pengalaman tentang perjalanan relaktASI (menyusui kembali) bersama Rasmi bayinya yang sekarang berusia 20 bulan lebih. Melahirkan dengan C-Section. Beberapa jam setelah Rasmi lahir, ibu mertua memberikan susu formula dengan dot. Ibu Eska paham bahwa memberikan dot di hari-hari awal berpotensi besar membuat bayi menolak menyusu.
Proses menyusui tidak selalu mudah, karena beberapa ibu terbentur rintangan seperti produksi ASI yang sedikit, masalah pada payudara, kondisi medis, stres, kondisi psikososial, dan lain-lain. Itu semua bisa mengakibatkan ibu terhenti menyusui lactation failure. Jika Anda mengalaminya, tak perlu terlalu khawatir karena Anda bisa kembali menyusui lewat proses relaktasi. Yuk, ketahui lebih lanjut apa saja kiat sukses demi keberhasilan ibu di luar sana tahu bahwa ASI punya segudang manfaat untuk bayi. Mulai dari kandungan gizinya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, hingga antibodi yang dapat meningkatkan pertahanan tubuh bayi dari berbagai penelitian pun telah membuktikan bahwa ASI dapat menurunkan angka kematian pada bayi. Inilah mengapa, ASI sering disebut sebagai makanan terbaik bagi bayi. Sebagian besar ibu mengusahakan untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan pertama dan dilanjutkan hingga usia dua ASI memang sangat dianjurkan, tetapi sayangnya tidak semua ibu bisa dengan mudah dan lancar menyusui bayinya. Dalam perjalanannya, tak sedikit ibu yang kerap menemukan kesulitan sepertiKurangnya produksi ASI low milk supplyMasalah pada payudara, misalnya puting datar atau retraksiAdanya penyakit pada ibu, misalnya tuberkulosisKondisi psikososial seperti ibu bekerjaMinimnya pengetahuan ibu mengenai proses menyusuiStres pascapersalinanItu semua bisa membuat ibu terhenti menyusui. Kendati demikian, jangan sampai menyerah karena ibu dapat kembali menyusui lagi lewat proses Sukses Keberhasilan RelaktasiRelaktasi adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah selama waktu tertentu berhenti menyusui, atau menyusui secara parsial memberikan ASI dengan tambahan susu lain selain ASI karena berbagai prinsipnya, relaktasi bertujuan untuk memicu pengeluaran hormon oksitosin melalui gerakan mengisap payudara oleh bayi. Dengan demikian, produksi ASI perlahan akan meningkat, sehingga akhirnya cukup untuk diberikan kepada bayi. Teknik relaktasi sebenarnya bukanlah hal yang baru. Sudah banyak kisah ibu yang akhirnya sukses kembali menyusui bayinya setelah proses memang tidak mudah. Ada banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan relaktasi, yaituTekad kuat untuk kembali menyusui bayiStimulasi terus-menerus pada putingLingkungan atau orang-orang di sekitar yang suportifJika ketiga faktor di atas terpenuhi, kemungkinan keberhasilan relaktasi meningkat. Untuk mencapainya, simak kiat suksesnya di bawah Lainnya 3 Jenis ASI yang Wajib Diketahui Ibu BaruHentikan penggunaan botol dotBotol dot secara tidak langsung mengubah gerakan menyusui bayi, sehingga akan kurang maksimal ketika menyusui langsung di payudara. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus dilakukan saat relaktasi adalah menghentikan pemberian susu menggunakan botol ASI perah atau susu formula menggunakan cangkir atau sendok agar bayi lupa pada dot dan mau mengisap payudara ibu. Mulailah menawarkan payudara saat waktunya bayi untuk mungkin bayi akan gelisah, sehingga menyebabkan waktu mengisapnya hanya sebentar. Namun, jangan menyerah! Lakukan terus hingga bayi terbiasa dengan gerakan menyusui di bayi pada payudara ibu juga merupakan upaya paling efektif untuk menstimulasi puting payudara dan memicu produksi hormon oksitosin yang meningkatkan produksi Lainnya 4 Tips Memilih Ukuran Dot Sesuai Umur BayiKontak kulit dengan bayiPada relaktasi, frekuensi kontak kulit skin-to-skin contact antara ibu dan bayi harus ditingkatkan. Kontak ini tak hanya dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, tetapi juga bisa memicu hormon yang memproduksi ASI. Selain itu, bayi juga dapat mencium aroma tubuh ibunya, sehingga meningkatkan keinginan untuk menyusui langsung di memerah payudaraDi antara waktu menyusui bayi, Anda harus rutin memerah payudara. Memerah payudara dapat dilakukan dengan tangan hand expression ataupun menggunakan pompa ASI. Ingat, yang terpenting dalam proses ini adalah stimulasi tubuh untuk mengeluarkan hormon laktasi. Kalaupun saat Anda memerah tidak ada ASI yang keluar, jangan langsung patah waktu dan lingkunganRelaktasi kerap memakan waktu yang cukup panjang. Karena itu, bila Anda bertekad untuk kembali menyusui bayi secara langsung, siapkan waktu khusus untuk memulai proses lupa juga beri tahu pasangan, keluarga, serta sahabat mengenai niat mulia ini, karena dukungan penuh dari mereka juga turut menentukan keberhasilan ibuHal penting lainnya yang tak boleh terlewatkan selama proses relaktasi adalah pemenuhan nutrisi ibu yang yang lengkap dan seimbang. Mulai dari kandungan lemak, protein, hingga mikronutrien. Bila perlu, konsumsi susu khusus ibu menyusui yang mengandung vitamin B2 dan B12 untuk membantu produksi ASI, sekaligus omega-3 dan DHA untuk kecerdasan otak si Lainnya Nutrisi Penting yang Dibutuhkan Ibu MenyusuiJika Anda sempat terhenti menyusui dan ingin kembali menyusui buah hati, jangan menyerah dan lakukan kiat-kiat di atas demi keberhasilan relaktasi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konsultan laktasi mengenai niat untuk menjalani relaktasi. Nantinya, Anda akan didampingi dalam tiap prosesnya. Relaktasi memang tidak mudah, tetapi dengan motivasi kuat, dukungan keluarga, serta ditunjang dengan pemenuhan gizi yang diperlukan, Anda bisa berhasil kembali menyusui si Kecil.RN/ RHMenyusuiASIBayiIbu MenyusuiRelaktasiKiat Sukses RelaktasiKembali Menyusui BayiLactation Failure

Nembamenemukan 11 dari 12 ibu yang belum pernah menyusui mampu melakukan laktasi dalam 5-13 hari setelah mengikuti protokol induksi laktasi. Seema melaporkan tidak terdapat perbedaan keberhasilan relaktasi antar ibu yang baru memiliki anak satu dibandingkan dengan ibu yang sudah memiliki anak lebih dari satu orang.

Skip to content Beranda / Ibu dan Anak / Kehamilan / Relaktasi, Tips Menyusui Kembali Setelah ASI Berhenti Relaktasi, Tips Menyusui Kembali Setelah ASI Berhenti Menyusui adalah kewajiban seorang ibu untuk memberikan nutrisi terbaik berupa ASI pada anaknya. Namun kadang ibu mengalami beberapa kendala sehingga produksi ASInya berhenti total. Bagi ibu yang mengalami hal tersebut, bisa melakukan relaktasi agar dapat kembali menyusui ASI yang berhenti dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya ibu harus menjalani rawat inap, stres, atau harus terpisah dari bayi untuk bekerja. Jika ibu memutuskan untuk kembali menyusui anaknya setelah berhenti menyusui tanpa melihat berapa lama laktasi berhenti, hal ini disebut dengan relaktasi atau kembali menyusui. Kegiatan relaktasi juga didasari oleh pemberian susu formula yang tidak cocok bagi bayi, hingga bayinya perlu mendapat perawatan khusus di rumah sakit. Pada beberapa kasus ditemukan bahwa dalam situasi bencana, relaktasi merupakan hal yang wajar dilakukan dan perlu mendapat dukungan banyak pihak. Meskipun terdengar melegakan, namun perlu diingat bahwa relaktasi bukan sebuah proses yang mudah. Upaya ini membutuhkan waktu beberapa minggu tergantung pada usia bayi, jeda waktu berhenti menyusui dan kondisi kesehatan ibu. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi hasil relaktasi, namun upaya relaktasi tetap perlu didukung dan hal ini baik untuk membentuk ikatan antara ibu dan bayi. Untuk memulai melakukan laktasi, perlu diketahui bahwa hisapan bayi adalah hal terbaik untuk merangsang payudara dalam memproduksi dan mengeluarkan ASI. Untuk dapat mengeluarkan ASI secara efektif, bayi harus dapat melekat dengan baik pada payudara. Pastikan bayi melekat dengan baik pada payudara seperti mulut terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara ibu, dan areola bagian bawah masuk ke dalam mulut bayi. Pada proses relaktasi, mungkin bayi tidak segera mau melekat dengan baik. Bila bayi mau melekat dan mengisap, ibu bisa menyusuinya dengan memerhatikan proses pelekatannya dengan baik. Susui selama 15-20 menit setiap dua jam. Jika bayi merasa belum tertarik atau tidak nyaman, jangan menyerah. Coba lagi beberapa saat ketika ia mulai mengantuk. Cara lain, Anda bisa menyusui di saat malam hari. Bayi biasanya ingin menyusu ketika malam hari sebegai pengantar tidur. Coba susui bayi saat malam karena hal ini juga berpengaruh pada produksi ASI. Ibu juga bisa mengonsumsi makanan atau suplemen yang dapat meningkatkan produksi ASI. Dengan produksi ASI melimpah, bayi juga akan semakin puas mengisap ASI dari payudara ibu. Jika bayi belum mau menyusu sedangkan produksi ASI cukup banyak, maka ibu bisa memerahnya agar payudara dapat terus memproduksi ASI. Waktu yang dibutuhkan untuk relaktasi sangat bervariasi, umumnya produksi ASI akan lancar setelah 1-6 minggu proses relaktasi, dan ada juga yang lebih cepat, yaitu sekitar 4 minggu. Jika Anda masih dalam proses relaktasi, maka bersabarlah sebelum akhirnya berhasil menyusui kembali bayi Anda. Selamat menyusui!. DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
Prosesrelaktasi di nilai berhasil, ibu dan bayi diperbolehkan untuk pulang dan kontrol sesuai jadwal. Saat kontrol, pada ibu didapatkan produksi ASI meningkat dan pengosongan payudara baik. Pada bayi didapatkan berat badan naik 460 gram dalam 7 hari menjadi 8380 gram. Perawatan pasca frenotomi baik.
Pengalaman RelaktasiSebagaimana ibu-ibu lainnya saat menyusui, pasti bermunculan problem satu persatu. Salah satu problem yang paling ditakuti yaitu adalah bingung puting. Berawal dari masa cuti kerja saya yang sudah habis, akhirnya saya memutuskan menggunakan dot untuk meminumkan ASI untuk anak saya. Awalnya anak saya biasa-biasa saja dan tetap mau menyusu secara langsung, namun di hari kedua saya kembali kerja, saya menemukan fakta bahwa ia tidak mau lagi menyusu dengan saya secara jangan ditanya, patah hati sekali. Saya berusaha berpikir positif, saat itu anak saya sedang dalam kondisi mengantuk sehingga tidak mau menyusu langsung dengan saya. Saya pun merelakan anak saya menyusu menggunakan dot. Akan tetapi, di hari-hari selanjutnya ternyata ia tetap menolak dan malah menangis kencang setiap saya berusaha memaksakan menyusui langsung. Saya merasa sangat panik. Saya merasa khawatir jika ia tidak menyusu langsung dengan saya, akan mempengaruhi supply and demand ASI di tubuh saya. Saya tidak mau anak saya ketergantungan dengan dot, dan saya tidak siap menjadi mama pumping. Hari demi hari pun saya lalui tanpa menyusui langsung dengan anak saya, dan stok ASIP di kulkas yang semakin menipis karena saya harus berkejar-kejaran stok setiap pun berdiskusi dengan suami saya bagaimana cara mengembalikan agar anak saya lupa dengan dot dan mau menyusu langsung dengan saya lagi. Kami pun sepakat setelah saya resign dari pekerjaan, saya dan suami harus bisa membuat buah hati kami mau kembali menyusu secara langsung. Saya tidak siap menjadi mama pumping karena saya merasa tidak punya waktu banyak untuk bisa pompa asi terus-terusan sementara saya juga harus menjalankan peran jadi ibu rumah tangga. Saya pun mencari tahu dan membaca berbagai bacaan untuk mengetahui metode yang tepat agar meminimalisir rasa trauma dan tidak menyiksa bayi. Saya pun menemukan bahwa ada satu metode yang dinamakan adalah praktik menyusui kembali bayi langsung ke payudara setelah dalam kurun waktu tertentu tidak menyusui atau menyusui secara parsial mencampur pemberian ASI dengan makanan / minuman selain ASI karena alasan tertentu. Relaktasi dapat dilakukan dengan diawali niat yang kuat untuk kembali menyusui. Ajak pasangan dan anggota keluarga serta orang-orang terdekat untuk mendukung ibu melakukan relaktasi. Semakin muda usia bayi, semakin mudah relaktasi dilakukan dan berhasil. Setelah membaca-baca mengenai relaktasi, saya dan suami pun sepakat untuk mempraktekannya. Hari itu pun tiba, hari yang telah saya dan suami sepakati untuk melakukan relaktasi. Setelah melalui satu hari yang terasa panjang, akhirnya boleh dikatakan usaha relaktasinya berhasil. Hari-hari selanjutnya pun akhirnya bayi saya mau menyusu langsung dengan buat Moms yang juga ingin melakukan relaktasi, saya akan shareBeberapa tips dan langkah yang bisa moms lakukan di rumah ya1. Pastikan saat melakukan relaktasi ini, Moms mendapatkan dukungan penuh dari suami. Jika di rumah ada anggota keluarga lainnya, minta mereka untuk mendukung usaha Moms ya! Berikan juga alasan mengapa Moms ingin kembali menyusui langsung dan tidak menggunakan dot Bulatkan tekad dan niat. Percayalah Moms tanpa tekad dan niat yang kuat tidak akan berhasil jalannya Jauhi dot dan perbanyak skin to skin. Usahakan lakukan skin to skin sesering mungkin, semisal sehabis mandi, sebelum tidur, saat main, dan lain sebagainya. Moms bisa menggunakan kimono dan menggendong anaknya menggunakan babywrap dan berpelukan skin to Perbanyak sabar. Wajar jika diawal proses, anak Moms menangis atau bahkan mengamuk menolak tidak mau menyusu. Jangan dipaksa ya Moms, nanti bisa timbul trauma. Gendong dan tenangkan dulu, baru setelah tenang proses menyusui bisa diulang lagi. Proses ini akan memakan waktu dan kesabaran serta keteguhan hati untuk tidak lagi memberikan dot kepada anak ya Moms. Saat itu saya dan suami sepakat jika hingga 3 jam anak kami tidak juga mau menyusu, maka kami harus mengalah pada dot. Namun ternyata tidak! Sebelum 3 jam, anak kami akhirnya mau Sounding. Sounding adalah kunci keberhasilan juga dalam proses relaktasi. Saya terus membisiki anak saya agar ia kembali mau menyusu dengan saya. Bisikkan kalimat sayang dan semangati ia agar kembali bisa menyusu mudah kan ya Moms? Hihi walau praktiknya tidak semudah itu, tapi Moms bisa mencoba dan mempraktekannya sendiri di rumah loh. Tapi jika Moms tidak kunjung berhasil melakukan relaktasi di rumah, jangan ragu Moms bisa berkunjung dan konsultasi ke dokter laktasi yang ada di kota Moms ya!

MenyambungSemula Penyusuan Ibu Relaktasi ialah proses penyambungan semula penyusuan susu ibu selepas susu berkurangan atau kering berikutan kurangnya atau tiada langsung penyusuan langsung selama beberapa minggu atau bulan. Relaktasi biasanya melibatkan 2 inisiatif :-Membawa bayi supaya mahu semula minum daripada payudara ibu.

Tidak ada jaminan kisah menyusui seorang ibu akan berjalan semulus kulit bayi. Ada kalanya harus berhenti memberikan ASI karena berbagai faktor. Ketika akan memulai kembali, itu disebut fase relaktasi. Kabar baiknya, ini adalah hal yang sangat mungkin dilakukan. Relaktasi berarti memulai kembali menyusui bayi setelah periode tanpanya. Ekspektasi ibu harus realistis. Jangan lupa, sertakan support system terbaik agar tidak mudah merasa bersalah dan menghakimi diri sendiri. Faktor yang berpengaruh Tidak ada patokan berapa lama seorang ibu bisa kembali sukses menyusui buah hatinya. Ada yang perlu waktu beberapa minggu, ada pula yang lebih lama. Beberapa faktor yang turut berperan dalam kesuksesan relaktasi adalah Usia bayi Semakin kecil usia bayi, kemungkinan suksesnya relaktasi pun kian besar. Tingkat kesuksesan tertinggi ada pada ibu yang memiliki bayi berusia 3-4 bulan. Frekuensi Seberapa sering seorang ibu menyusui dan memerah ASI juga tak kalah penting. Faktor fisiologis yang paling krusial adalah seberapa sering payudara mengosongkan ASI. Ini akan memberikan sinyal ke otak untuk segera memproduksi ASI. Suplai ASI Jumlah dan konsistensi suplai ASI pada masa sebelum berhenti menyusui juga berperan. Apabila suplainya terjaga dengan baik, akan jauh lebih mudah melakukan relaktasi. Edukasi Ibu yang paham betul tentang relaktasi akan lebih teredukasi dan siap dengan berbagai aspeknya. Ini juga berlaku pada orang-orang sekitar yang turut berperan mulai dari pasangan, orangtua, pengasuh, kerabat, dan siapapun yang ada di lingkaran terdekat. Semua harus paham apa itu relaktasi. Dukungan Mengingat proses ini tidaklah mudah, perlu ada dukungan dari orang-orang terdekat. Bukan hanya dari konselor laktasi, namun juga keluarga dan teman-teman. Ini juga berlaku untuk dukungan dari pekerjaan. Sebab, relaktasi juga memungkinkan sang ibu untuk mengambil cuti dari pekerjaan untuk sementara. Baca Juga10 Manfaat Kurma untuk Ibu Menyusui, Wanita Wajib TahuPenyebab Ibu Menggigil Kedinginan Setelah Melahirkan atau Saat MenyusuiKenali Gejala dan Bahaya Mastitis Payudara untuk Kepentingan Si Kecil Berapa lama prosesnya? Tubuh setiap individu akan merespons berbeda saat menjalani relaktasi. Namun, perubahan awal akan terlihat setelah mencoba selama 2 minggu. Beberapa pakar juga meyakini durasi ini bergantung pada berapa lama anak berhenti menyusu langsung. Rata-rata pada sebagian besar kasus, relaktasi sepenuhnya perlu waktu sekitar 1 bulan hingga berhasil. Namun tetap, ini bukanlah patokan mutlak. Jika prosesnya berlangsung lebih lama dari 1 bulan pun, ibu tak perlu menyalahkan diri sendiri. Di sinilah pentingnya dukungan serta pemahaman bahwa relaktasi bukan hal yang bisa dibanding-bandingkan. Proses menyusui adalah perjalanan yang begitu fleksibel. Terlebih bagi ibu yang sebelumnya sudah menyusui, tentu jadi lebih mudah untuk kembali ke pola sebelumnya. Lalu, berikut ini beberapa strategi sukses relaktasi 1. Perah atau menyusui sesering mungkin Suplai ASI sangat bergantung pada seberapa sering payudara dikosongkan. Baik lewat menyusui langsung maupun memerah ASI. Semakin sering payudara kosong tuntas, tubuh akan segera memproduksi ASI untuk mengisinya kembali. Jadi, lakukan hal ini pada tahap awal relaktasi. Meski hanya ada beberapa tetes ASI atau bahkan tidak ada sama sekali, tetap lakukan. Dalam satu minggu, akan terlihat perbedaannya. Stok kesabaran harus diperbanyak ketika berada di fase ini. 2. Pilih waktu yang tepat Dibandingkan dengan memerah ASI, terkadang relaktasi dengan cara menyusui langsung rentan penolakan. Wajar, sebab bayi sedang terbiasa dengan metode menyusu lain semisal dari sendok, pipet, atau botol dot. Ada fenomena yang disebut dengan bingung puting. Oleh sebab itu, pilih waktu yang tepat untuk menawarkan menyusui langsung. Contohnya sebelum tidur, setelah mandi, atau ketika sedang melakukan skin-to-skin. Memberikan ASI ketika mereka setengah terlelap juga bisa menjadi pilihan tepat. 3. Perlekatan yang tepat Menyusui bukan sesederhana menempelkan payudara ke mulut bayi saja. Perlu ada perlekatan antara lidah dan mulut bayi ke arah areola payudara. Teknik hisapannya pun khusus agar bisa efektif mengeluarkan ASI. Kemudian, ibu perlu menyusui secara responsif sesering mungkin. Ketika masih kesulitan dengan proses perlekatan ini, jangan segan meminta bantuan konselor laktasi. Ahlinya akan membantu melihat di mana kekurangan dari proses perlekatan dan memperbaikinya. 4. Tetap berikan sumber nutrisi lain Ketika proses relaktasi berlangsung, sebaiknya tetap berikan sumber nutrisi lain apapun itu bentuknya. Mungkin lewat ASI perah yang diberikan lewat media lain, atau susu formula. Ini penting agar kebutuhan nutrisi seiring dengan pertumbuhan bayi tetap terpenuhi. 5. Bangun ikatan Ikatan antara ibu dan bayi sungguh luar biasa. Oleh sebab itu, jangan segan menyampaikan kepada si kecil tentang proses relaktasi ini. Mereka bisa mengerti afirmasi positif yang disampaikan ibunya. Selain dengan kata-kata, lakukan juga kontak langsung seperti berpelukan, skin-to-skin, atau bermain bersama sesering mungkin. Ini dapat memproduksi prolaktin yang bisa meningkatkan suplai ASI. 6. Jangan ragu mencoba Ada banyak sekali tips untuk membantu suksesnya relaktasi. Ibu tak perlu ragu mencoba, bahkan mulai dari hal sederhana sekalipun. Contohnya dengan sedikit memijat payudara sehingga ASI keluar sebelum menempelkannya ke mulut bayi. Banyak opsi yang ada, tak ada salahnya mencoba. Tak kalah penting, jangan membuat ekspektasi terlalu tinggi saat menjalani proses relaktasi. Ini justru akan membuat prosesnya rentan gagal dan memicu frustrasi. Tetap sabar dan konsisten mencoba. Baca JugaBayi Menggigit Saat Menyusu? Ini 7 Penyebab dan Cara MengatasinyaJus Pare untuk ASI, Sudah Terbukti untuk Melancarkan?Mengenali Kondisi Kesehatan Lewat Warna Pup Bayi Pup Berwarna Hitam, Bahaya atau Tidak? Ingat pula bahwa menyusui dengan cara langsung, lewat media lain, atau memberikan susu formula, bukan penentu apakah Anda ibu yang berhasil atau tidak. Sumber kedekatan atau bonding dengan si kecil juga bukan hanya diukur dari proses ini saja. Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar proses relaktasi dan potensi kegagalan yang perlu diantisipasi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.

RELAKTASI KENAPA TIDAK? 06/02/2016 bunda Asi & Menyusui 0. Ada banyak penyebab mengapa ASI tidak lancar atau bahkan tidak keluar sama sekali. Di antaranya adalah karena kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui, stress yang melanda ibu, masalah hormonal, bayi yang bingung puting, penyakit yang diderita, obat-obatan tertentu
tdjyan1.
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/460
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/373
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/330
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/195
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/519
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/41
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/555
  • 0kdbyepgmi.pages.dev/411
  • pengalaman ibu yang berhasil relaktasi